Praktek kefarmasian telah mengalami perubahan dari sebelumnya hanya peracik dan pemberi obat (dispenser of medicine) menjadi konsultan pengobatan (expert on medication). Begitu pula apotek yang sebelumnya bersifat hubungan transaksional antara pembeli (pasien/klien) dan penjual (staf apotek) menjadi setting (venue) untuk pelayanan kesehatan komunitas. Sebagaimana terlihat pada gambar 1, perubahan terjadi di tingkat Mikro (individu Apoteker), Meso (Apotek dan komunitas) dan Makro (sistem kesehatan secara keseluruhan) dengan beragam faktor pencetus yang saling berkaitan.
*Different color gradation of each level illustrates the foregrounding and backgrounding process. The line break illustrates the three levels are inseparable and interrelated with some issues in one level may also occur in the other levels
Gambar 1. Isu perubahan di sektor farmasi komunitas (Hermansyah et. al, 2016)
Beragamnya faktor yang dapat memicu perubahan menunjukkan kompleksitas yang terjadi di praktek farmasi di komunitas. Tanpa adanya data yang relevan dan terbaru tentang praktek farmasi komunitas, dapat dipastikan dinamika perubahan yang terjadi akan berjalan dengan dengan pengawasan yang minimal, cenderung tidak terkontrol dan pembuatan kebijakan yang berpotensi tidak menunjang (tidak pro) perbaikan praktek kefarmasian di komunitas.
Seperti ditunjukkan pada gambar 2, dinamika perubahan dari lingkup praktek yang lama menjadi lingkup praktek yang baru dipengaruhi oleh perubahan konteks dan proses antar waktu. Aktivitas ini berkesinambungan (sustainable) yang menunjukkan bahwa praktek kefarmasian tidak hanya kompleks tetapi juga dinamis.
Gambar 2. Dinamika perubahan di lingkup farmasi komunitas
Jika dinamika dan kompleksitas perubahan ini tidak ditunjang dengan data dan bukti yang memperkuat praktek kefarmasian maka proses perubahan di masa mendatang akan menjadi melamban karena kondisi eksisting saat ini – yang juga merupakan resultan kondisi masa lampau – tidak mempersiapkan data dan bukti untuk perubahan tersebut. Kesinambungan proses perubahan akan menjadi terganggu dan dampaknya sebagaimana yang terjadi saat ini di Indonesia, profesi Apoteker dan apotek menjadi marjinal dalam sistem kesehatan nasional.